PT. PJ UP Cirata diserahi tugas untuk menangani pengelolaan PLTA Cirata baik Operasi dan Pemeliharaan Unit-unit Pembangkit dan alat bantunya maupun bangunan-bangunan air dan lingkungannya. Operasi PLTA Cirata dikendalikan dari Ruang Kontrol di Switchyard yang berjarak 2 km dari mesin-mesin pembangkit yang terdapat dirumah pembangkit di dalam tanah. Sistem tersebut dimungkinkan dengan adanya unit mikro processor ASCE (Automatic (Supervisory Control Equipment) yang berfungsi mengatur/mengawasi jalannya mesin pembangkit. Operator dengan bantuan keyboard dan layar monitor dapat men start/stop unit pengatur tegangan, MVAR dan beban. Event recorder akan selalu memberikan informasi kondisi peralatan, parameter-parameternya dan data-data operasi yang diperlukan. Alarm timbul bila terjadi gangguan/kondisi tidak normal pada peralatan-peralatan unit, dan Event recorder akan mencatat jenis gangguan tersebut secara otomatis. Tujuh buah kamera televisi ditempatkan pada lokasi-lokasi penting di areal PLTA Cirata dan dapat dimonitor langsung dari Ruang Kontrol tersebut. Hubungan dengan Pusat Pengatur Beban di Gandul, Jakarta dapat dilakukan melalui radio, telepon, Jwatt dan telex. Pada Bendungan Cirata terdapat Dam Control Centre yang dilengkapi dengan Hydrological Monitoring Telemetering System yang berfungsi untuk memantau secara tepat waktu (Real time) kondisi Hidrometeorogi di Catchment area, tinggi muka air waduk, debit air yang masuk waduk, meramalkan banjir yang akan tiba, dan memberikan tanda/signal bila hujan atau debit yang masuk melebihi batas tertentu. Data tersebut bersumber dari 15 stasiun pengukur hujan dan debit yang tersebar di seluruh Kabupaten Bandung, Cianjur dan Purwakarta yang dipantau secara telemeteri melalui 3 stasiun pengulang (Repeater). Untuk komunikasi data sistem ini dihubungkan pula dengan DAM Control Centre PLTA Saguling dan Puslitbang Air Departmen PU di Bandung di tepi sungai hilir bendungan dan Pusat Pembangkit, ditempatkan 12 buah Discharge Warning Station yang digunakan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat bila air akan dikeluarkan dari waduk maupun dari pusat pembangkit. Bangunan bendungan dan tumpuan disekitarnya, rumah pembangkit dan terowongan-terowongan pelengkapnya serta tebing-tebing disekitar PLTA, dipantau stabilitasnya menggunakan instrument-instrument pengukur perubahan letak, perubahan tegangan-tegangan, rembesan dll. Sedimentasi yang terjadi di dalam Waduk diukur secara periodik dan dipantau perkembangannya. Usaha-usaha untuk mencegah peningkatan sedimentasi dilakukan melalui pemantauan lingkungan hidup dan dengan instansi-instansi terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar